Kuliah Lapang PT Enero

PT. Energi Agro Nusantara adalah salah satu anak perusahaan dari PTPN X.

Hasil produksi adalah bioethanol yang diperoleh dari hasil fermentasi tetes tebu.

Prinsip bisnis PTPN X dan Enero adalah membangun industri gula berkelanjutan.
Industri gula berkelanjutan atau zero discharge, tebu menjadi gula, tetes menjadi
bioethanol, limbah produksi bioethanol dimanfaatkan sebagai biogas, limbah produksi biogas dimanfaatkan sebagai pupuk cair, dan pupuk cair digunakan
untuk menanam tanaman tebu.
Main process dan pengolahan limbah terpisah dan dihubungkan oleh pipa ke tangki biodigester. Tujuan dari pembentukan perusahaan adalah agar Indonesia
tidak bergantung pada sumber daya fosil dan sudah siap dengan teknologi energi terbarukan.
Produksi bioethanol menggunakan teknologi Jepang, yeast B18 dikembang- biakkan sendiri oleh Perusahaan. Proses memperbanyak yeast dilakukan di tangki
propagation dengan volume 29 m 3 . Standart waktu berkembangbiak adalah 48 jam, namun Enero mampu mengembangbiakkan hanya dalam waktu 36 jam.
Molasses perlu diencerkan sebelum menjadi makanan yeast dikarenakan molasses mempunyai kepekatan tinggi, apabila terlalu pekat yeast tidak akan bisa tumbuh dengan baik.
Setelah fermentasi, dilakukan proses evaporasi, dengan tujuan untuk menguapkan
ethanol. Ethanol memiliki titik didik yang lebih rendah dibanding air. Hasil kondensat diambil untuk dikondensasi.
Selanjutnya, proses distilasi untuk memisahkan impurities, konsentrasi impurities walau dalam ppm sangat kecil sangat mempengaruhi produk yang dihasilkan.
Kemurnian dan konsentrasi adalah dua hal yang berbeda. Setelah itu, dilakukan proses dehidrasi untuk mendapatkan konsentrasi 99,5%. Enero memproduksi
ethanol dengan konsentrasi yang tinggi namun masih bermasalah di kemurnian yang rendah.
Fuel grade ethanol digunakan sebagai bahan bakar, apabila bahan bakar mengandung air, dapat mengakibatkan mesin cepat rusak. Kemudian industrial
ethanol, kandungan air misalkan di pabrik cat mengakibatkan campuran cat tidak mudah kering.
Pengolahan limbah dimasukkan ke tangki biodigester untuk mendapatkan biogas.
Limbah biogas diolah menjadi pupuk cair yang berguna untuk vitamin tanaman.

Pertanyaan :
1. Bagaimana cara mengembangbiakkan yeast?
2. Apakah tidak masalah mengolah limbah untuk pupuk cair?

3. Produksi bioethanol ini apakah tergantung dari masa tanam tebu?
4. Saat kunjungan di pabrik gula, ada gula yang bisa terkristalisasi dan ada
gula yang tidak bisa. Bahan baku pabrik bioethanol yang mana?
Jawaban :
1. Syarat utama adalah steril, sehingga yeast tidak mempunyai pesaing
makanan lain. Cara pensterilan adalah pemanasan tangki dengan
temperature 120 o C. Pemberian yeast adalah sekitar 10% dari total volume
tangki fermentasi, kemudian menambah makanan.
2. Penampungan biodigester adalah 60.000 m 3 . Pengolahan limbah menjadi
pupuk cair sudah sesuai dengan peraturan Kementrian Pertanian. Namun
sangat sulit untuk membujuk masyarakat agar menggunakan pupuk hayati
cair dikarenakan tidak langsung terasa manfaatnya dibanding pupuk kimia.
Pupuk yang beredar mempunyai pH 4 asam namun pH pupuk hayati cair
adalah 7 netral. Keuntungan penggunaan pupuk hayati cair adalah dapat
mengembalikan tanah yang rusak dikarenakan pupuk kimia.
3. Enero ingin untuk tidak mengikuti pola produksi dari pabrik gula, jadi
sepanjang tahun terus menerus memproduksi bioethanol. Namun
dikarenakan boiler atau produksi steam masih ikut pabrik gula, apabila
boiler pabrik gula berhenti maka Enero juga akan berhenti. Untuk bahan
baku molasses, selalu ada sepanjang tahun, molasses tahan lama dan
sangat pekat.
4. Gula yang tidak bisa terkristalisasi berupa cairan pekat seperti kecap
adalah molasses atau tetes atau emas hitam. Bahan baku produksi
bioethanol adalah tetes. Tetes perlu ditreatment agar boleh dimakan misal
menjadi bahan penyedap makanan atau MSG.